Jumat, 25 September 2009
Teror dan Kekejaman
KabarIndonesia - Mungkin kita agak sedikit terkesima dengan tertembaknya Abdulah di Temanggung. Siaran langsung oleh dua TV Berita ternama di Indonesia selama proses pengepungan. Bahkan semula operasi Temanggung diduga Nurdin M Top ternyata bukan. Dia bagaikan belut, sangat licin dan selalu mengecoh para pemburunya.
Namun dalam dua bulan kemudian sang belut alias Nurdin M Top tewas di Solo. Patut kita beri acungan jempol kepada aparat Kepolisian Republik Indonesia khususnya Densus 88. Di sini bukan berarti NMT tewas dan terror pun selesai sudah. Persoalannya adalah bagaimana melakukan kontra terror untuk mencegah munculnya gerakan yang memakai terror sebagai sebuah pilihan terburuk. Tugas ini jelas bukan menjadi tugas aparat Kepolisian semata tetapi semua pihak terutama pemerintah. Walau demikian, sebenarnya aparat kepolisian harus siap dan tanggap menghadapi teror dalam berbagai bentuk bentuk dan ancamannya. Termasuk gejala-gejala yang mencurigakan. Bukan berarti pihak aparat mampu berjalan sendiri. Keterlibatan warga negara dalam memberikan informasi layak diperlukan. Namun itu bukan berarti persoalan sudah selesai, warga juga diambang ketakutan antara memonitor aktivitas mereka yang dicurigai atau melakukan aktifitas rutin sehari hari. Tragisnya lagi kalau yang terjadi adalah salah curiga dan salah informasi. Faktor kenyamanan dan keamanan ternyata bukan pekerjaan yang terjadi seketika. Butuh proses dan perilaku hidup yang jujur serta merasa berdosa kalau membuat kesalahan sekecil apapun.
Bohong dan menipu kalau dianggap biasa maka itu adalah petaka awal di lingkungan kerja atau pun aktivitas sehari hari. Sebenarnya ancaman teror bom bukanlah sesuatu yang baru di dunia ini, sebab dalam novel Joseph Conrad’s berjudul The Secret Agent sudah mengungkap kerja-kerja teror mulai dari bom surat hingga bom yang lebih dasyat lagi. Mungkin novel Joseph Conrad’s bisa dianggap sebagai inspirasi bagi kaum terorisme di benua Asia, Afrika, Amerika dan Eropah. Selain itu sekitar 1982 Christopher Dobson dan Ronald Payne menulis buku berjudul The Terrorists Their Weapons, Leaders and Tactics memasukan banyak group-group teror dari seluruh dunia di Jerman ada group Baader Meinhof Gang (Red Army Faction), Jepang punya The Red Army (Sekigun). Palestina dengan The Black September yang meledakan bom di lokasi penampungan atlit Israel dalam Olimpiade di Munich Jerman Barat. Irlandia IRA maupun Irish National Liberation Army (INLA).
Bahkan peristiwa penyanderaan anak-anak sekolah dalam kereta di Assen negeri Belanda oleh Republik Maluku Selatan (RMS) pada 23 May 1976 pun dicatat dengan baik dalam tulisan Christopher Dobson dan Ronald Payne. Teroris era 1970 an telah melahirkan tokoh teroris yang paling ditakuti agen-agen rahasia di dunia saat itu termasuk Mossad. Teroris itu adalah Carlos atau nama aslinya Illich Ramirez Sanchez, ia diduga binaan agen-agen rahasia KGB bekas negara adidaya Uni Soviet dan sekarang sudah diadili di pengadilan Amerika Serikat (USA). Tumbangnya Uni Soviet dan negara-negara komunis menyebabkan terorisme pun berkurang. Tapi itu bukan berarti konflik-konflik telah tuntas dan berakhir malahan semakin membengkak. Ironisnya teror bom semakin berkembang dan canggih.
Memasuki 2000 an , tepatnya 11 September 2001 kita dikagetkan lagi dengan model teror baru tanpa senjata dan bom. Pesawat American Airline AA No.11 menabrak utara World Trade Center (WTC) New York. Pesawat United Airline UA No.175 menabrak menara selatan gedung WTC. Sejak kejadian itu tuduhan kepada Osama Bin Laden semakin kuat. Kini insinyur sipil kelahiran Ryadh, 1957 termasuk orang yang paling dicari-cari oleh pemerintah Amerika Serikat. Walau pun Osama membantah dengan mengatakan,”Saya tidak terlibat, saya hanya seorang tamu di Afganistan. Jika mereka punya bukti saya siap. ”Mungkin kita simak pernyataan Gary Barnes dalam buku tim redaksi Hot Copy berjudul, Osama Bin Laden, Teroris atau Mujahid?“
Sepanjang sejarah, manusia telah saling menghancurkan sesamanya dalam berbagai medan pertempuran. Dan perang tidak pernah berakhir. Kekejaman terbukti tidak akan berakhir ketika kekejaman dibalas dengan kekejaman pula. ”Yang bisa menghentikan kekejaman adalah kehidupan tanpa dosa” Mungkinkah manusia hidup di dunia ini tanpa berbuat dosa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar